Seperti Mimpi Yang Nyata
Pandemi ini memang menjadi hal baru yang dirasakan diera sekarang yang bisa disebut era modern ini, penduduk bumi telah meningkat dan kebutuhan juga meningkat, akhirnya masyarakat kesusahan mendapat lapangan pekerjaan akibat pembludakan manusia diera zaman sekarang ini. Tak terkecuali yang dirasakan oleh masyarakat indonesia yang notabenenya adalah negara berkembang yang tingkat pengangguran dinegara tersebut tinggi.
Pandemi covid-19 belum usai tercatat sampai saat ini, masyarakat sudah semakin resah menghadapi cobaan ini, dari level masyarakat yang tinggi sampai menengah kebawah, terutama masyarakat menengah kebawah yang merasakan dampak ekonominya. Karena perlu kerja keras dan perjuangan lebih yang dibutuhkan oleh masyarakat yang status ekonominya sederhana untuk dapat mencukupi kebutuhan.
Salah satunya dirasakan oleh pak sugeng asal lampung, awalnya ia berprofesi sebagai fotografer yang lapangan pekerjaannya wiraswasta atau freelance, karena terkena dampak pandemi ini akhirnya pekerjaannya pun tidak menjamin lagi mendapatkan penghasilan, yang mengakibatkan pak sugeng harus berpikir keras untuk menafkahi keluarganya, akhirnya berkat kemampuan fotografinya ia berdiskusi dengan anak-anaknya untuk berjualan makanan online.
Hal seperti ini tentu sangat miris sekali mengingat kemampuan yang dimiliki pak sugeng sebagai kepala keluarga hanya kemampuan fotografi saja, dan beruntung anak-anaknya pandai dalam menghias makanan agar menarik pelanggan demi mencari sesuap nasi ibaratnya. Tetapi masalah satu ini mungkin hanya salah satu masalah dari banyaknya kasus yang sama mengingat cerita dari keluarga pak sugeng ini diangkat menjadi sebuah film omnibus berjudul “Bangkit dari terpuruk”. Tulisan di koran memuat film ini bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat yang tertimpa kasus yang sama, dan seharusnya pemerintah indonesia mengambil sikap atas kasus kasus seperti ini mengingat ini adalah warga negaranya sendiri.
Mungkin untuk solusi kedepannya sikap yang harus diambil pemerintah yaitu dengan mengirim bantuan berupa sembako tiap bulan agar dapat mengurangi beban yang ditanggung masyarakat kelas menengah kebawah. Cukup sekian opini yang dapat disampaikan, atas kekurangannya mohon maaf.
Aditya Tirta Lukmana
Mahasiswa Jurusan KPI UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Komentar
Posting Komentar